Medan - Anggota kepolisian
yang suka mencari masalah dan kesalahan masyarakat untuk mendapatkan
keuntungan pribadi diibaratkan seperti "pemulung" yang mencari nafkah di
tempat yang kotor.
Dalam peluncuran bukunya di Medan, Jumat (17/1) malam, Wakapolri
Komjen Pol Oegroseno mengatakan, oknum tersebut tidak layak menjadi
anggota Polri yang bertugas melindungi, melayani, dan mengayomi
masyarakat.
"Tidak layak seorang personel
Polri mencari-cari masalah untuk mendapatkan keuntungan. Itu namanya
pemulung," tegasnya dalam peluncuran buku berjudul "Oegroseno, Menjadi
Polisi Untuk Mengabdi. Menguak Soal Semangat, Kerja Keras, Keberanian,
dan Keteladanan".
Mantan Kapolda Sumut itu mengungkapkan keheranannya dengan keberadaan
oknum Polri yang senang mencari masalah di tengah menumpuknya tugas
yang harus diselesaikan. "Masalah yang ada saja sudah banyak, kok masih mencari masalah lagi," ujar Oegroseno.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab munculnya keinginan untuk menjadi
anggota Polri tersebut adalah kebencian melihat oknum polisi yang
memeras masyarakat, termasuk dengan melakukan pungli di jalan raya.
Kebencian tersebut semakin memuncak setelah mengetahui perilaku
pungli yang dilakukan sejumlah oknum Polri tersebut tidak pandang bulu.
Bahkan, Oegroseno mengaku pernah menjadi korban perilaku nakal oknum
polisi tersebut ketika masih menjabat Kepala Divisi Profesi dan
Pengamanan (Propam) Mabes Polri dengan pangkat bintang dua.
"(Kendaraan) saya distop lalu dinyatakan melanggar aturan. Lalu ditanya mau ditilang atau 'dititip'," katanya.
Namun Oegroseno batal menjadi korban pungli di jalan raya setelah
oknum tersebut mengetahui keberadaannya sebagai perwira tinggi Polri
dari pakaian dinas yang tergantung di mobil alumni Akademi Kepolisian tahun 1978 itu.
Praktik pungli tersebut juga pernah dialami Kapolri Jenderal Pol
Sutarman ketika kendaraannya yang memiliki huruf seri STM di penghujung
nomor polisinya.
"Padahal STM itu singkatan nama Sutarman, tetapi masih mau dipungli
juga," katanya tanpa menyebutkan nama oknum yang mencoba melakukan
pungli tersebut.
Disebabkan kebenciannya terhadap praktik pungli tersebut, Oegroseno
menegaskan tidak pernah meminta uang dari masyarakat yang meminta
bantuannya, termasuk ketika menjadi Kapolda Sumut.
"Kalau ada yang saya dimintain uang ketika minta bantuan, saya bayar 100 kali lipat," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hidup Adalah Perjuangan