Desember, Lirah dan Camat Dirotasi

Jakarta, Koran Tempo-Pemerintah DKI Jakarta akan melakukan rotasi enam bulanan terhadap lurah dan camat hasil lelang jabatan yang dilantik pada 27 Juni lalu. Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sebelum digeser, ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja mereka. Salah satunya adalah pelayanan kepada masyarakat. 'Masih ada pengutan liar atau tidak, pelayanannya cepat atau tidak," kata Basuki di kantornya kemarin. Intinya, bagaimana kepuasan masyarakat.

Selain itu, pemerintah melihat apakah program unggulan yang diusung Gubernur Joko Widodo dan wakil Gubernur Basuki, seperti Kartu Jakarta Pintar, sudah merata disetiap wilayah. Berdasarkan evaluasi tadi, Basuki mengatakan, hadiah yang bakal diterima lurah dan camat bukan hanya rotasi, tapi juga pencopotan jabatan.

Jokowi mengatakan hanya akan mengevaluasi pada akhir tahun. Kalau hasilnya bagus, buat apa dirotasi? ujarnya dia. Namun jika ada lurahk dan camat yang kinerjanya tak memuaskan, menurut dia, barulah akan dipindahkan dari posnya saat ini.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah, I Made Karmayoga, mengatakan rotasi dilakukan salah satunya untuk mendongkrak kinerja para lurah dan camat. Sebenarnya rotasi dilakukan dua tahunan, tapi sekarang diminta enam bulan, kata Made. Dia menjelaskan, mereka yang dirotasi pada Desember nanti bukan berarti berkinerja buruk karena yang

berkinerja bagus pun tidak luput dari pergeseran ini. Dengan rotasi, Made mengatakan, rapor mereka mereka menunjukkan tren positif. 'Ada yang berani buka-bukaan soal anggaran, ini terkait dengan semangat transparansi, kata dia. Namun, Made menekankan agar pejabat di tingkat kelurahan dan kecamatan membenahi standar operasi pelayanan dan standar pelayanan minimum terlebih dahulu, semisal percepatan pengurusan administrasi dan mengedepankan salam, senyum dan sapa.

Tak hanya badan kepegawaian yang mengevaluasi, wakil Camat Tambora, Jakarta Barat Ali Maulana Hakim, mengatakan setiap lurah di wilayah itu diminta membuat laporan rutin setiap bulan. Sebagai bentuk pengawasan kinerja, kata dia. Saban bulan, semua lurah dikumpulkan untuk menyampaikan program yang sedang digarap.

Meski tak menagih laporan resmi dari para lurah, Camat Matraman, Hari Nugroho mengaku menjadi cerewet sejak awal menjabat. Karena ritme saya terlalu cepat dan tidak semua orang bisa mengikuti, ujar dia. Setiap pekerjaan akan saya tagih terus sampai selesai.

Namun, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menilai rencana rotasi lurah dan camat ini terlalu dini. Idealnya satu tahun setelah menjabat, kata dia. Alasannya, menurut Agus, pada awal masa jabatan mereka baru mengenal lingkungan dan baru pada bulan keenam mampu merancang serta melaksanakan program. Jika rotasi dilakukan terlalu cepat, Agus khawatir hal itu akan menurunkan semangat kerja dan produktivitas.