Jakarta - Sidang Isbat penentuan tanggal 1 Ramadan 1434 H
digelar sore ini. Namun setelah 30 menit berlalu, ada dua ormas Islam
yang belum hadir: PP Muhammadiyah dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII).
Nampak Khatib Aam Syuriah PBNU Malik Madani telah hadir di Kantor Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta, sore ini, Senin (8/7/2013). Ada juga perwakilan dari Persatuan Islam (Persis), Dewan Masjid Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ahli Hisab Rukyat Jakarta, Pondok Pesantren Darunnajah, dan Pondok Pesantren As Shiddiqiyah.
Sidang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Pemaparan juga dilakukan oleh peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin dan dari Planetarium Jakarta.
Peneliti Planetarium Jakarta Cecep Rusmendaya yang turut hadir menyampaikan paparannya. "Ketampakan hilal muncul dua menit lebih dua detik setelah mata hari terbenam," kata Cecep.
Lapan telah mengamati posisi hilal untuk menentukan awal Ramadan 1434 H. Hasil penelitian Lapan menunjukkan awal puasa jatuh pada hari Rabu (10/7/2013).
"Menurut pengamatan kami, 1 Ramadan jatuh pada tanggal 10 Juli," ujar peneliti Lapan, Thomas Djamaluddin.
Sebelumnya, pimpinan Muhammadiyah Yunahar Ilyas, memastikan 1 Ramadan jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013. Karena itu, Muhammadiyah tidak akan menghadiri sidang isbat yang digelar Kementrian Agama RI.
Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bernomor 04/MLM/I.0/E/2013 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawwal dan Dzulhijjah 1434 H itu ditandatangani oleh Ketua Umum Prof Dr H M Din Syamsuddin, MA dan Sekretaris Umum Dr H Agung Danarto. Maklumat tersebut telah diberikan kepada semua pengurus DPW dan DPD Muhammadiyah seluruh Indonesia.
"Muhammadiyah tidak akan ikut. Itu lebih aman dan tidak ikut. Lebih baik menonton saja, kasihan perasaan warga Muhammadiyah kalau mereka melihat saat sidang," ungkapnya
Nampak Khatib Aam Syuriah PBNU Malik Madani telah hadir di Kantor Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta, sore ini, Senin (8/7/2013). Ada juga perwakilan dari Persatuan Islam (Persis), Dewan Masjid Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ahli Hisab Rukyat Jakarta, Pondok Pesantren Darunnajah, dan Pondok Pesantren As Shiddiqiyah.
Sidang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Pemaparan juga dilakukan oleh peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin dan dari Planetarium Jakarta.
Peneliti Planetarium Jakarta Cecep Rusmendaya yang turut hadir menyampaikan paparannya. "Ketampakan hilal muncul dua menit lebih dua detik setelah mata hari terbenam," kata Cecep.
Lapan telah mengamati posisi hilal untuk menentukan awal Ramadan 1434 H. Hasil penelitian Lapan menunjukkan awal puasa jatuh pada hari Rabu (10/7/2013).
"Menurut pengamatan kami, 1 Ramadan jatuh pada tanggal 10 Juli," ujar peneliti Lapan, Thomas Djamaluddin.
Sebelumnya, pimpinan Muhammadiyah Yunahar Ilyas, memastikan 1 Ramadan jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013. Karena itu, Muhammadiyah tidak akan menghadiri sidang isbat yang digelar Kementrian Agama RI.
Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bernomor 04/MLM/I.0/E/2013 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawwal dan Dzulhijjah 1434 H itu ditandatangani oleh Ketua Umum Prof Dr H M Din Syamsuddin, MA dan Sekretaris Umum Dr H Agung Danarto. Maklumat tersebut telah diberikan kepada semua pengurus DPW dan DPD Muhammadiyah seluruh Indonesia.
"Muhammadiyah tidak akan ikut. Itu lebih aman dan tidak ikut. Lebih baik menonton saja, kasihan perasaan warga Muhammadiyah kalau mereka melihat saat sidang," ungkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hidup Adalah Perjuangan