Masih inget gak gan sama tragedi Sukhoi beberapa waktu yang lalu?
Serasa masih kentara juga bagaimana tim SAR berusaha membelah bantaran
hutan di Gunung Salak untuk mengevakuasi para korban, pemberitaan
mengenai penyebab jatuhnya Sukhoi masih menjadi sebuah tabir misteri.
Nah, beberapa isu yang sempat merebak adalah penggunaan ponsel sebagai
penyebab jatuhnya pesawat, namun hal ini masih menjadi desas-desus saja.
Di negeri kita sendiri telah diatur peraturan yang melarang
penggunaan ponsel di dalam pesawat terbang. Mengapa dilarang? Di dalam
UU No.1 Tahun 2009 pasal 54 huruf f disebutkan bahwa penumpang pesawat
terbang yang mengoperasikan peralatan elektronik selama dalam
penerbangan sehingga mengganggu peralatan navigasi pesawat akan
dikenakan sanksi pidana paling lama dua tahun atau denda paling banyak
Rp200juta.
Lain dari peraturan tersebut, ada hal yang jauh lebih mengancam,
yaitu korban jiwa alias kematian. Terganggunya sistem pesawat saat
sedang mengudara tentunya bisa memicu kecelakaan pesawat sehingga
ujung-ujungnya pesawat hilang kontak dan yang paling parah adalah ketika
pesawat jatuh. Tentunya korban kecelakaan tidak hanya seorang penumpang
saja, tetapi seluruh penumpang.
Sebenarnya, dampak penggunan saat mengaktifkan ponsel dalam pesawat
terbang sangatlah kecil, dengan catatan hanya sebuah ponsel saja yang
aktif. Menurut Alvin Lie, seorang pemerhati penerbangan, gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah ponsel masuk dalam skala
mikro. Namun hal ini akan berbeda jika ada banyak ponsel yang aktif
secara bersamaan. Sinyal dari gelombang elektromagnetik akan
terakumulasi menjadi cukup besar. Sebuah ponsel terutama bekerja ekstra
saat sedang tidak ada sinyal dan saat sedang menerima panggilan atau
SMS. Pada saat itu, ponsel akan lebih aktif mencari dengan memancarkan
gelombang agar tersambung.
Menurut Alvin, di dalam pesawat setelah posisi tinggal landas
otomatis tidak ada sinyal provider karena faktor ketinggian. Hal ini
disebabkan BTS pemancar operator seluler memancarkan ke bawah, bukan ke
atas. Buktinya, kita akan lebih sulit mendapatkan sinyal ponsel saat
berada di atas gedung yang tinggi daripada di bagian bawah. Jika ponsel
masih aktif dalam pesawat maka sesuai paparan Alvin sebelumnya, ponsel
akan semakin aktif mencari sinyal operator. Jika banyak ponsel yang
aktif, gelombang elektromagnetik yang dipancarkan akan semakin banyak
dan kumulatif sinyal akan besar. Di sisi lain, seluruh bodi pesawat
diisi dengan kabel yang fungsinya adalah media penyalur sinyal. Tentunya
sinyal ponsel tadi dapat menmpengaruhi kualitas komunikasi karena
pesawat berkomunikasi dengan stasiun pemantau di darat menggunakan
sinyal radio meskipun frekuensinya berbeda. Jika kebetulan ada kabel
yang “bocor” dan sebagainya itu akan berpengaruh. Demikian juga untuk
navigasi pesawat mengandalkan gelombang radio sehingga rawan terpengaruh
oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel yang menyala bersamaan
tersebut. Jika satu saja ponsel yang aktif mungkin masih tidak
berbahaya, namun ceritanya akan lain jika banyak ponsel yang dihidupkan.
Hingga saat ini, belum ada bukti empirik bahwa sinyal ponsel dapat
menyebabkan kecelakaan sehingga sampai saat ini masih menjadi
perdebatan. Namun secara tidak langsung, sinyal ponsel dapat mengganggu
kelancaran komunikasi penerbangan dan mengganggu keselamatan penumpang.
Ponsel cukup berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan karena
berpotensi mengganggu komunikasi dan navigasi. Hanya pesawat yang
dirancang dan dilengkapi perangkat khusus saja yang bisa meredam bahaya
sinyal ponsel ini.
Lepas dari semua itu, sebagian maskapai penerbangan belum yakin bahwa
sinyal ponsel dapat mempengaruhi sistem navigasi. Namun beberapa
otoritas penerbangan tetap melarang penggunaan ponsel dan radio di
udara. Jadi, bagaimana Anda menyikapinya, apakah tetap berponsel di
pesawat dengan risiko radiasi elektromagnetik di atas ataukah bersabar
dan menaati peraturan di atas? Semua kembali kepada Anda.
Namun demikian, demi menjaga keselamatan ada baiknya jika sedang melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat selama didalam pesawat tidak ada salahnya kita untuk mematikan selular atau sejenisnya yang mengandung elektromagnetik. Karena dari berbagai sumber, beberapa kecelakaan pesawat yang sering terjadi di negeri ini, selain karena kerusakan teknis kecelakaan tersebut juga diakibatkan oleh beberapa kesalahan nonteknis seperti halnya beberapa kecelakaan yang pernah terjadi. Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah
terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator)
terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak
terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi,
Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua
gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya
seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hidup Adalah Perjuangan