$(function(){ $("img").lazyload({placeholder:"https://lh5.googleusercontent.com/_u4rBCfM4eII/TXksAi6R_OI/AAAAAAAABZY/2k63Mrtswfo/grey.png",threshold:200});}); SALING BERBAGI CERITA: Sejarah Hari Ini (10 Juli): Indonesia Kalahkan Bahrain Di Piala Asia 2007 /* The CSS Code for the menu starts here bloggertrix.com */ .btrix_glossymenu1{ position: relative;padding: 0 0 0 34px;margin: 0 auto 0 auto; background: url(http://4.bp.blogspot.com/-kqOgUTfKaSM/UY0EbFl_pdI/AAAAAAAAHks/7Qsu8KrtUIY/s1600/btrix_menupu_bg.gif) repeat-x; height: 46px; list-style: none; } .btrix_glossymenu1 li{ float:left; } .btrix_glossymenu1 li a{ float: left;display: block;color:#000; text-decoration: none; font-family: sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; padding:0 0 0 16px; height: 46px; line-height: 46px; text-align: center; cursor: pointer;

Rabu, 10 Juli 2013

Sejarah Hari Ini (10 Juli): Indonesia Kalahkan Bahrain Di Piala Asia 2007

Hari ini, tepat enam tahun lalu, Indonesia mengawali kampanye Piala Asia 2007 dengan kemenangan mengejutkan 2-1 atas Bahrain di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Piala Asia 2007 digelar serentak di empat negara Asia Tenggara. Selain Indonesia, turnamen juga digelar di Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Belakangan AFC setengah menyesal memberikan keputusan ini karena kendala logistik yang dihadapi selama penyelenggaraan turnamen. Dua finalis, misalnya, Irak dan Arab Saudi harus terbang berkeliling sebelum berlaga di babak puncak.

INDONESIA 2-1 BAHRAIN
Gelora Bung Karno, Jakarta, 10 Juli 2007
(80.000 penonton)
Wasit: Yuichi Nishimura (Jepang)
Budi Sudarsono 14', Bambang Pamungkas 64'; Sayed Jalal 27'
Indonesia Jendri Pitoy;  Ricardo Salampessy, Mahyadi Panggabean (Eka Ramdani 32'), Ricardo Salampessy, Charis Yulianto, Maman Abdurrahman; Ponaryo Astaman (Syamsul Bachri 35'), Firman Utina, Muhammad Ridwan; Elie Aiboy (Supardi 86'), Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas.
Pelatih: Ivan Kolev (Bulgaria)

Bahrain Abdulrahman Abdulkarim; Abdulla Marzooq, Hussain Ali Baba. Sayed Jalal, Rashed Al Dosari / Abdulla Baba Fatadi (83'), Abdullah Omar / Talal Yousef (66'), Faouzi Aaish, Mahmood Abdulrahman, Mohamed Hubail / Husain Ali (80'), Jaycee John, A'ala Hubail.
Pelatih: Milan Maccala (Ceko)
Kembali ke Indonesia. Tim Merah-Putih ditangani kembali oleh Ivan Kolev. Ini menjadi periode kedua kepemimpinan Kolev di timnas setelah tiga tahun sebelumnya juga berkiprah di ajang serupa di Cina. Guna menunjang persiapan, kompetisi domestik diliburkan dua bulan sebelum turnamen dimulai. Kolev mengusung formasi 4-3-3 dengan mengandalkan kelebihan Indonesia dalam hal kecepatan.
Tidak banyak fans yang antusias menyaksikan pertandingan melawan Bahrain pada laga perdana Grup D. Stadion GBK "hanya" terisi 60 ribu penonton. Bahrain merupakan semi-finalis turnamen terdahulu dan hampir saja lolos ke Piala Dunia 2006 setelah dikalahkan Trinidad & Tobago di babak play-off antarbenua.

Tuan rumah pun diprediksi hanya menjadi penggembira dalam turnamen ini, tapi ada yang istimewa ketika pertandingan memasuki menit ke-14. Budi Sudarsono menyambut sodoran Firman Utina dan mengecoh kiper Abdulrahman Abdulkarim sebelum menceploskan bola ke dalam gawang kosong.

Tidak ada yang mengira Indonesia mampu memetik keunggulan lebih dahulu. Namun, kegembiraan itu hanya bertahan 13 menit. Sayed Jalal menyambar bola liar untuk menaklukkan Jendri Pitoy. Wajah-wajah kecemasan pun ganti menyelimuti stadion.

Di atas lapangan, Indonesia mampu mengimbangi Bahrain. Meski kehilangan Mahyadi Panggabean dan Ponaryo Astaman yang cedera di babak pertama, tuan rumah tetap mampu menggalang kekompakan. Hasilnya, stadion GBK kembali meledak ketika Bambang Pamungkas menyambar bola muntah tendangan Firman yang menghantam tiang gawang.

Indonesia mempertahankan keunggulan 2-1 hingga pertandingan selesai. Hasil ini memancing animo masyarakat pada dua pertandingan setelahnya menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan. Stadion GBK yang khusus direnovasi untuk Piala Asia disesaki penonton dengan kapasitas tempat duduk selalu penuh. Sayangnya, Indonesia tak lagi memetik kemenangan pada dua pertandingan tersisa sehingga gagal melangkah ke perempat-final.

Kemenangan Indonesia atas Bahrain memiliki lingkup lebih luas karena membuktikan potensi yang dimiliki sepakbola nasional, baik dari segi olahraga maupun komersil. Sejak itu pula timnas Indonesia menjadi primadona, stadion penuh sesak dengan penonton yang berebut mencari tiket, serta tak ayal pula turut menyeret kepentingan politik ke dalam lapangan hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hidup Adalah Perjuangan